Rabu, 28 November 2012

Puisi Perpisahan



Setiap pagi hingga siang hari
'Ku habiskan waktu mudaku di sekolah ini
Belajar huruf dan angak penuh arti
Matematika, Kimia, Fisika, hingga Biologi
Ekonomi, Geografi, Antropologi, hingga Sosiologi

Sesaat setelah ini
'Tak 'kan 'ku temui lagi sosok tegas penuh wibawa
Guru-guruku yang tanpa lelah menanggung beban masa depan kita
Sosok pahlawan, dengan semangat perjuangan '45 mencoba membagikan ilmunya
Sosok motivator, yang setiap saat seolah berpetuah "Terus semangat dan gapai cita-cita"

Sesaat setelah ini
'Tak 'kan 'ku temui lagi sosok riang penuh canda
Sahabat-sahabatku tercinta
'Tak 'kan 'ku temui lagi sosok sopan penuh iba
Penjaga gerbang, petugas kebersihan, hingga ibu kantin kafetaria

Perpisahan ini sangat berat 'ku ungkapkan
Kelu sudah bibir ini terucapkan
Namun, jangan pernah menangis
Hingga hatiku terasa teriris
Karena suatu saat nanti
Kita pasti bertemu kembali

Selamat jalan,
Rambu lalu lintas kehidupan masih panjang 'tuk kita lewati
Tetap semangat, kuat, dan genggam erat
Menuntut ilmu dengan giat
Harumkan nama bangsa dan negara suatu saat...



Contoh Naskah Drama


PERJUANGAN GENG UNO MERAIH KELULUSAN


DI HALAMAN SEKOLAH GENG UNO SEDANG ASIK BERBINCANG-BINCANG. (ON LAGU SANG PEMIMPI GENG UNO BERAKSI/ BUAT FORMASI MUSIK OF). MELIHAT IBU GURU DATANG GENG UNO LANGSUNG MASUK KELAS.
Ahmad                 : “Kawan, ayo kita masuk kelas!” (melirik ke geng uno)
Geng uno            : “ kemon hayu… (menjawab serentak dengan semangat).

DI RUANG KELAS SEDANG BERLANGSUNG BELAJAR MENGAJAR, PERTEMUAN TERAKHIR MENJELANG UJIA NASIONAL DI MADRASAH ALIYAH MA BINUANGEUN.
Ibu guru               : “ Anak-anakku yang ibu sayangi tak terasa sekarang pertemuan terakhir kita di kelas ini, setelah ini kalian akan berjuang untuk menentukan nasib kalian lulus atau tidak. Harapan ibu dan pihak sekolah tentunya kalian dapat lulus dengan nilai yang maksimal. Pesan ibu belajarlah yang rajin, berdoalah yang banyak, dan serahkan semuanya kepada Allah swt. Insyaallah kalian akan mendapatkan hasil yang terbaik.
Semua siswa      : “Amin……………….”
Udin                      : “ Amiiiiiiiiiiiiiiiiieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen”
Semua                  : (tertawa mentertawakan tingkah si Udin).
Ibu guru               : “ Sudah-sudah. Anak-anak bercita-citalah yang tinggi, bermimpilah yang besar, reguk madu ilmu sebanyak-banyaknya belajarlah dari alam sekitarmu resapi kehidupan, jelajahi Indonesiamu yang luas. Dan ingat yang paling penting bukanlah seberapa besar mimpi kalian tapi seberapa besar kalian untuk mimpi itu. Sebelum kita akhiri kelas hari ini mari kita pekikan kata-kata yang memberi kalian  inspirasi.
Semua siswa      : (Mengangkat tangan sangat bersemangat)
Abdulah               : “ Sesungguhnya di dalam kesukaran pasti ada kemudahan. (Surat Al-Insyirah ayat:   )
Burhan                 : kaum muda y diperlukan adalah orang orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah dimimpikan siapa pun (jhon P. Kenedy)
Centini                  : tidak semua yang dihitung dapat diperhitungkan, tidak semua yang diperhitungkan dapat dihitung (albert Einsten)
Emut                     : “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu baru kemudian bersenang-senang.” (H. Rhoma Irama )
Mahmud             : Masa muda masa yang berapi-api (H. Rhoma Irama)

Semua                  : “ HAHAHAHAHAh Fans berat bung haji ye? “…
Udin                      : “ Terlalu”.
(MUSIK ON DARAH MUDA BU GURU DAN SISWA KELUAR KELAS)

DI DEPAN KELAS PADA SAAT GENG UNO HENDAK PULANG KEPALA SEKOLAH MENGHAMPIRI MEREKA)
Kepala sekolah  : “ Hey para pelopor, hendak ke mana ?”
Geng uno            : (menoleh ke suara itu, lalu bersalaman dengan kepala sekolah)
Kepala sekolah  : “ Semangatlah dalam belajar, tak usah takut dengan ujian taklukan ujian itu dengan ilmu yang sudah kalian pelajari di sekolah ini. Karena barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dialah yang akan berhasil. Yakin dan pecaya pada diri kalian bahwa Allah akan selalu bersama hamba-hambanya yang selalu mengingat-Nya.
Geng uno            : “ Siapa laksanakan” (sambil memberi hormat dan bersalaman).

SEBELUM PULANG GENG UNO RAPAT DI BAWAH POHON DEPAN SEKOLAH MEREKA. MEREKA MEMBICARAKAN BAGAIMANA CARA AGAR MEREKA BISA LULUS UJIAN DENGAN NILAI YANG BAGUS.
Mahmud             : “ Kawan-kawan, bagaimana nih… aku khawatir kita tidak lulus?” (cemas).
Sebagian              : (mengangguk-angguk cemas)
Udin                      : “ Tenanglah sob, aku punya ide.” (memanangkan dan antusias)
Burhan                 : “ Ide kamu apa, sob?” (penasaran)
Ahmad                 “ Kawan, bukankah tadi ibu guru dan pak kepala sekolah sudah menyarankan kita untuk belajar dengan rajin, jika kita melakukan itu insyaalah kita lulus kawan”. (meyakinkan teman-temannya).
Centini                  : “ Betul yang dikatakan Ahmad teman-teman”.
Udin                      : “ Alah itu tidak menjamin, kalian semua mau tahu idenya apa?, (semua merapat penasaran), bagaimana kalau kita pergi ke pulau tak bertuan yang ada di tengah laut itu, di sana ada seorang dukun yang sakti mandaraguna, jika kita ke sana untuk meminta petunjuk pasti kita akan lulus semua karena dia akan memberikan kita rahasia untuk lulus ujian. Bagaimana siapa yang mau ikut aku ke sana?” (mengajak teman-temannya)
Sebagian              : (menangguk setuju)
Emut                     : “ aku ikut denganmu din, bagaiman kalian ikut jugakan? (melirik teman-temannya)
Abdullah              : “ Wah, itu namanya musyrik kawan, dalam agama kita tidak perbolehkan percaya pada mistik, kita harus percaya kepada Allah swt. Maaf aku tidak ikut”. (berlalu pergi)
Udin                      : “ sudahlah tak usah kita dengarkan si Abdul, mala mini kita berangkat dengan naik perahi ke pulau itu, oke!”

MALAM HARI MEREKA BERKUMPUL UNTUK BERLAYAR MENUJU PULAU TAK BERTUAN MENEMUI NYI UNTING YANG TERSOHOR SAKTI MANDRAGUNA.
DI TENGAH LAUTAN, OMBAK DAN ANGIN BESAR MENERJANG PERAHU MEREKA. HUJAN DAN GEMURUH PETIR MENAMBAH SUASANA MENJADI LEBIH MENCEKAM. MEREKA SALING BERPENGAN DAN BERTERIAK-TERIAK DAN ADA YANG BERDOA. AKHIRNYA MEREKA SAMPAI JUGA KE TEMPAT YANG DITUJU.

(SUARA LOLONGAN ANJING DAN ANGIN KENCANG SERTA TERDENGAN SUARA TERTAWA NYI UNTING)
GENG UNO MULAI MEMANGGIL-MANGGIL NYI UNTING.
Geng uno            : “ Nyai unting … nyai unting di mana kau?” (bersama-sama sambil ketakutan)
Udin                      : “ Nyai… nyai unting, kami bawakan ayam merah putih sebagai sesaji untukmu?” (mengacungkan ayam)
Mahmud             : “ kami juga bawa terasi, kata orang-orang kampong itu menu favoritmu.”
(SUARA GLEDEK DAN LOLONGAN AJING MEMBUAT GENG UNO KETAKUTAN DAN SALING BERPELUKAN. TERDENGAR SUARA ANGIN KENCANG DAN MUNCULLAH SOSOK NYI UNTING DENGAN TERTAWANYA YANG MENYERAMKAN)
Nyi unting           : “ hi..hhihihihihihihih, ukhk…uhu…. Hihihihi………….(memegang tongkat saktinya), ada apa kalian menyariku anak muda? Bukankah kalian seharusnya sedang belajar untuk ujian nasional? hihihihihihi , ukhuk… uhukk.”(terbatuk-batuk).
Udin                      : “ betul nyai, tapi maksud kedatangan kami ke sini untuk meminta bantuan nyai agar kami bisa lulus ujian”. (dengan suara lantang)
Mahmud             : “be… be… tul nyai, i…iini se…sesaji yang telah bawa untuk nyai. Terimalah!.”
Nyai unting         : “ hihihh……….. dasar kalian anak muda pemalas, baiklah jika itu permintaan kalian. Tunggu sebentar. Oya aku sampai lupa, syarat satu lagi kalian bawa gak? (Geng uno saling berpandangan, Burhan mengangkat bukusan plastic hitam),bagus.. bagus anak muda itu makanan kesukaanku semur jengkol hihihihii………….. kalau tidak makan semur jengkol maka kekuatanku akan musnah hihhiihiii………(Nyai unting masuk mengambil gulungan berwarna cokelat lalu meneyrahkannya kepada Udin). Bawalah itu pulang lalu nanti kalian buka bersama-sama.
Geng uno            : “ Terima kasih, nyai unting yang baik hati………..” (Geng uno pulang)
SATU HARI MENJELANG UJIAN NASIONAL GENG UNO BERKUMPUL UNTUK MEMBUKA GULUNGAN BERWARNA COKELAT YANG DIBERIKAN NYAI UNTING. MEREKA SEMUA BERSIAP-SIAP DAN PENASARAN APA YANG ADA DI DALAM GULUNGAN ITU.
Udin                      : “baik kawan-kawan, sudah waktunya kita buka gulungan ini!”
(SEMUA MELIHAT KE GULUNGAN YANG DIBUKA OLEH UDIN DAN SEMUA SERENTAK MEMBACA TULISAN YANG ADA DI DALAM GULUNGAN ITU)
Geng Uno           : “ Mau lulus? Ya Belajar!” (bersemangat dan langsung bersurak).
Ahmad                 : “ sudah aku katakana ini akan sia-sia, sudah buang-buang waktu menemui nyai unting ternyata wangsitnya sama dengan yang dikatakan ibu guru dan pak kepala sekolah.” 
ABDULLAH DATANG DENGAN SEORANG USTADZAH MENEMUI GENG UNO YANG SEDANG KECEWA.
Ustdzh                  : “ Assalamu alaikum…”
Geng uno            : “ waalaikumu salam” (lemas)
Abdullah              : “ kenapa kawan, kalian lemas sekali seperti yang sedang patah hati. Harus semangat besok kita akan berjuang. Bagaimana hasil perjalanan kalian menemui nyai unting?”
Ustdzh                  : “ astgfirullah al adzim, kalian tidak boleh melakukan perbuatan musyrik itu, tak usahlah menambah dosa. Cukupkan hanya Allahlah yang akan menolong kita. Allah telah berjanji di dalam al-quran bahwa siapa yang bersungguh-sungguh maka dia yang akan berhasil, dan siapa yang sabar dalam menghadapi setiap ujian maka merekalah orang-orang yang beruntung. Jadi, daripada terjerat ke lembah kemusyrikan lebih baik kalian belajar yang rajin dan bersungguh-sungguh serta tak lupa untuk berdoa kepada Allah. “. (menasihati)
Geng uno            : “ Iya, ustzah kami mengerti, terima kasih”. 


GENG UNO BUBAR PULANG KE RUMAH MASING-MASING.
SEMINGGU BERSELANG SETELAH UJIAN NASIONALBERAKHIR, GENG UNO BERKUMPUL KEMBALI SEPERTI BIASA DI BAWAH POHON MANGGA DEPAN SEKOLAH. MEREKA MERAYAKAN KELULUSAN MEREKA, SALAH SATU DARI MEREKA MENYARANKAN UNTUK MENCORET-CORET BAJU DAN MELAKUKAN KONVOI.
Udin                      : “ Sob, bagaimana kalau kita kovoi tapi sebelumnya kalian semua tulis pesan dan tanda tangan di bajuku!”. (memberikan spidol).
Emut                     :” its’ok friend, sini aku dulu.”. (mengambil spidol)
Ahmad                 :” Hey, tunggu dulu sob, daripada kita mencoret-coret baju kita lebih baik kita sumbangkan saja ke teman-teman kita yang belum selesai sekolah, gimana?” (merangkul bahu kawan-kawannya).
Burhan                 : “ Sip tuh, aku setuju, ide bagus. Jadi tambah amal buat celenga di akhirat hehe, betul… betul???”.
Abdullah              : “ Aku tahu harus disumbangkan ke mana, kita berikan saja ke anak asuh ustdzah Hofifah, beliaukan sudah banyak membantu kita, sekarang saatnya kita bantu beliau, setuju?”.
Geng uno            : “ setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”
Geng uno            : ( menyatukan tangan ) “ Kita bersama meraih mimpi, Allah Akbar”.

(MUSIK ON LASKAR PELANGI DAN GENG UNO BERAKSI. MUSIK OFF THE END.





TEKNIK MEMBACA SQ3R
Tulisan berikut akan membahas bagaimana proses membaca sebuah buku berstruktur secara cerdas.
Bayangkan Anda akan membaca sebuah buku dengan topik pengembangan diri sebanyak 300 halaman.
Apakah Anda akan langsung melakukan pembacaan secara keseluruhan?
Jawabannya tidak. Mungkin Anda bisa langsung membaca buku tersebut dari halaman pertama sampai terakhir, tapi kalau dilakukan tanpa persiapan, besar kemungkinan pemahaman akan bahan bacaan tidak akan baik.
Banyak ahli di bidang pendidikan dan baca cepat mengajarkan metode membaca yang meliputi tahapan berikut:
·         Survey
·         Question
·         Read
·         Recite
·         Review
Teknik ini dikenal dengan nama SQ3R. Ada pula teknik yang mirip dengan nama sedikit berbeda seperti PQRST (Preview – Question – Read – Summarize – Test) atau dalam bukuThe Evelyn Wood Seven-Day Speed Reading and Learning Program, Stanley D Frank menjelaskan teknik yang disebut Pembacaan Berlapis (Layered Reading) dengan tahapan: Overview – Preview – Reading – Postview – Review).
Inti dari kesemua cara tersebut kurang lebih sama yakni:
1.    Adanya proses persiapan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan
2.    Adanya proses pengulangan atau review untuk memastikan pemahaman akan bahan bacaan
Untuk kemudahan, saya akan menggunakan pendekatan SQ3R sebagai berikut:
1. Survey
Yakni proses persiapan membaca dengan cara melihat secara sekilas isi buku mulai dari judul utama, sub judul, cover buku bagian belakang yang menjelaskan secara ringkas topik yang dibahas, kata pengantar dari penulis, maupun daftar isi.
Proses selanjutnya dari tahapan Survey adalah dengan membuka secara cepat halaman demi halaman dan memperhatikan bagian judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus yang bercetak tebal atau miring, tabel, gambar sambil mencoba mendapatkan ide besar dari buku tersebut.
Survey yang sukses akan menghasilkan gambaran umum tentang isi buku sekaligus menciptakan minat yang kuat untuk memahaminya. Ini merupakan modal penting untuk membantu proses membaca cepat isi buku secara keseluruhan disamping memastikan tingkat pemahaman yang tinggi akan isi buku.
2. Question
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan proses survey terutama ketika Anda mempelajari daftar isi serta mulai membaca sekilas halaman demi halaman secara cepat.
Sambil Anda membaca judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus bercetak tebal atau miring, tabel dan gambar maka pada saat yang sama Anda melakukan proses bertanya kepada diri sendiri. Di sini Anda melakukan proses aktif dengan melakukan analisa, sintesa maupun argumentasi terhadap pokok pikiran yang disampaikan penulis buku. Anda bisa menciptakan berbagai pertanyaan seperti:
·         Menurut saya bab ini harusnya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu “Pengembangan Pribadi”
·         Menurut saya pengembangan pribadi tidak hanya bersifat skill semata, melainkan pula pengembangan spiritual. Akan tetapi penulis buku ini sepertinya lebih fokus pada pengembangan pribadi yang bersifat skill.
·         Saya percaya bahwa pengembangan pribadi akan membantu orang untuk sukses. Namun saya juga meyakini ada faktor-faktor lain yang menyertainya, termasuk Tangan Tuhan di dalamnya.
·         Dan seterusnya
Perhatikan dari pertanyaan-pertanyaan di atas, seorang pembaca telah melakukan proses dialog aktif bahkan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan. Dengan demikian, secara mental pembaca tersebut sudah siap untuk terjun ke dalam isi bacaan termasuk untuk menguji pembahasan yang diajukan penulis buku dengan apa-apa yang telah dipelajari dan dipahami sebelumnya oleh pembaca tersebut.
Proses inilah yang nantinya akan membantu terjadinya membaca secara aktif. Lewat cara ini, pembaca tidak sekedar “menurut” dengan apa yang disampaikan penulis melainkan turut melakukan analisa, sintesa maupun argumentasi terhadap isi buku.
3. Read
Setelah dua tahap di atas dilakukan, maka mulailah proses membaca secara keseluruhan dilakukan. Dengan adanya persiapan sebelum membaca, maka proses baca keseluruhan isi dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi. Hal ini dibantu karena pembaca tersebut telah mengenali ide pokok yang disampaikan penulis, memahami strukturnya, maupun terminologi yang banyak dipakai.
Proses pembacaan keseluruhan ini dapat dilakukan dengan break di tiap akhir bab untuk kemudian melakukan review atau dengan cara menyelesaikan dulu secara total.
4. Recite
Proses resitasi atau melakukan refleksi atas bahan bacaan dapat Anda lakukan segera setelah mengakhiri satu bab. Langkah ini dilakukan untuk menguji pemahaman atas apa yang telah dibaca. Proses ini dilakukan dengan menceritakan ulang pokok pikiran yang dibahas dalam buku tersebut dengan gaya bahasa Anda sendiri.
Jika hal tersebut dapat dilakukan menunjukkan bahwa Anda memahami isi buku tersebut. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka pemahaman Anda sebenarnya masih diragukan.
Proses resitasi ini sangat bermanfaat terutama ketika membaca buku-buku teks perkuliahan yang wajib dikuasai. Proses ini tidak berusaha menghafal apa-apa yang Anda baca melainkan berusaha memahami dengan bahasa sendiri apa-apa yang telah dibaca.
5. Review
Ketika kita menyerap informasi, maka apa-apa yang dibaca akan masuk ke dalam memori jangka pendek. Proses review dilakukan setelah proses membaca selesai agar apa-apa yang dibaca tidak hanya masuk dalam memori jangka pendek melainkan masuk ke memori jangka panjang. Dengan demikian, kapanpun Anda perlu mengingat kembali materi bacaan tersebut, tinggal melakukan proses pemanggilan dari memori jangka panjang.
Proses review awal dilakukan segera setelah mengakhiri bahan bacaan. Hal ini dilakukan mirip dengan proses “Survey” di mana Anda membolak-balik halaman secara cepat sambil melakukan review singkat untuk memastikan apa-apa yang dibaca telah terpahami.
Proses review ini cukup menghabiskan waktu 5 menit saja dan akan bermanfaat sekali dalam jangka panjang terutama terkait pemahaman dan ingatan akan bahan bacaan.
Jika Anda mengabaikan proses review ini, mungkin Anda masih dapat mengingat dengan baik isi bahan bacaan. Akan tetapi, dalam 24 jam pemahaman tersebut akan turun cukup banyak dan terjadi penurunan drastis setelah seminggu.
Buat Anda yang masih berkuliah atau menjalani pendidikan, proses review yang sama perlu dilakukan segera setelah Anda menjalani proses perkuliahan untuk satu topik. Dengan demikian Anda akan menghemat waktu dalam menguasainya dibandingkan dengan berusaha membaca kembali setelah 1 bulan atau menjelang ujian.
Setelah proses review pertama dilakukan, proses review berikutnya dapat dilakukan setelah seminggu dan sebulan. Dengan cara ini, apa-apa yang Anda baca akan masuk ke memori jangka panjang dan akan terus diingat dan dipahami bertahun-tahun.
Top of Form



Membaca dengan Pendekatan SAVI
Membaca dengan pendekatan SAVI diperkenalkan oleh Meier. Membaca dengan pendekatan SAVI merupakan cara baru dalam belajar.
SAVI adalah akronim dari Somatis ( bersifat Raga ), Auditori ( bersifat suara ), Visual ( bersifat gambar ), dan Intelektual ( bersifat merenungkan ). Menurut Meier, apabila sebuah pembelajaran dapat melibatkan seluruh unsur SAVI ini, pembelajaran akan berlangsung efektif sekaligus atraktif. Sebagai contoh kasus apabila kita membaca sebuah buku.
Pertama, membaca secara Somatis. Ini berate bahwa saat membaca, diperlukan melibatkan fisik kita. Membaca akan efektif apabila posisi tubuh kita dalam keadaan yang relaks, tidak tegang. Apabila selama membaca mengalami rasa jenuh, pembaca disarankan mencoba untuk menghentikan proses pembacaan sejenak dan menggerakkan seluruh tubuh. Hal ini bertujuan untuk menyegarkan kembali pikiran dan perasaan kita.
Kedua, membaca dengan cara Auditoris. Membaca auditoris dipakai ketika menemukan kalimat (yang kita baca) yang sulit sekali dicerna, atau, pada saat membaca menemukan baris-baris kalimat yang menarik, tetepi sulit untuk berkonsertrasi untuk memahaminya. Membaca secara auditoris dalam hal ini maksudnya membaca dengan keras kalimat-kalimat tersebut sehingga telinga pembaca itu sendiri mendengar secara jelas. Hal itu dimaksudkan untuk mempercepat dan lebih menambah keakuratan dalan memahami kalimat tersebut.
Ketiga, membaca secara visual. Seorang pakar pendidikan bernama Eric Jensen mengemukakan bahwa benak pembaca akan merasa fun apabila pada saat pertama kali menyerap informasi, benak kita tersebut diberi informasi dalam bentuk Gambar (ikon, symbol, atau ornamen) dan informasi itu memiliki kekayaan warna. Buku yang mampu membuat para pembacanya merasa senang, sebaiknya memang diber sentuhan visual atau –dalam bahasa lain- menggunakan bahasa rupa.
Apabila membaca buku-buku yang tanpa gambar, misalnya buku-buku fiksi, kita layak berhenti sejenak untuk membayangkan tokoh-tokoh yang dilukidkan oleh sang pengarang lewat kata-kata. Proses membayangkan ini, jelas, akan mengefektifkan pembacaan buku tersebut. Juga, kadang-kadang ada pengarang buku nonfiksi (ilmiah) yang tidak menyertakan gambar. Pembaca dapat memanfaatkan potensi visual kita untuk menggambarkan sendiri apa-apa yang diuraikan oleh sang pengarang di benak pembaca agar pemahaman pembaca lebih efektif.
Keempat, membaca secara Intelektual. Kata “Intelektual” yang digunakan di dini perlu diberi catatan khusus. Intelektual disini menunjukkan apa yang dilakukan oleh pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan pengalaman dan menciptakan hubungan, makana, rencana, dan nilai pengalamn tersebut. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makana.
Dalam proses membaca buku, potensi intelektual ini berkaitan erat dengan menulis. Apabila setiap kali selesai membaca sebuah buku (baik itu hanya satu halaman, satu bab, atau sekian bagian buku) kita lalu berhenti sejenak untuk memberikan catatan-catatan atau merumuskan secara tertuls apa pun yang kita peroleh dari pembacaan tersebut, tentulah kita akan memperoleh manfaat lebih besar ketimbang membiarkan saja materi yang kit abaca tanpa proses penulisan.
Teori Meier tersbut terlatar belakangi oleh belajar yang menurutnya akan selalu terhambat jika memisahkan tubuh dan pikiran.
Perumpamaan lain ia kemukakan. Mengapa banyak orang yang mengantuk atau tertidur lelap saat seseorang tengah berceramah? Lemahnya materi ceramah adalah salah satu sisi. Tapi sisi lain yang memberi sumbangan penting, kata Meier, karena peserta ceramah tidak diperbolehkan (atau tidak terbiasa) menggerakkan badan. “Banyak peserta kesulitan berkonsentrasi tanpa melakukan sesuatu secara fisik,” katanya.
“Pemisahan tubuh dan pikiran dalam kebudayaan Barat sangat keliru. Penelitian neurologis telah membongkar keyakinan kebudayaan Barat yang salah bahwa pikiran dan tubuh adalah dua entitas yang berbeda. Temuan mereka menunjukkan bahwa pikiran tersebar ke seluruh tubuh. Tubuh adalah pikiran, begitu juga sebaliknya,” ungkap Meier.
Direktur Center for Accelerated Learning di Lake Geneva, Wisconsin itu menyoroti secara khusus budaya auditori atau budaya mendengar dan melafalkan dengan suara. Mengutip cerita Dr Seuss, penulis Hooray for Diffendoofer Day, Meier mengisahkan salah seorang penjaga perpustakaan paling aneh di kampus Seuss. Tak seperti penjaga perpustakaan pada umumnya yang merasa terganggu dengan suara berisik atau justru memberi larangan berbicara keras saat orang membaca di perpustakaan, nona Loon, penjaga perpustakaan itu, justru melakukan sebaliknya.
“Nona Loon adalah penjaga perpustakaan kami. Dia bersembunyi di balik rak, dan sering berteriak, ‘Bicaralah lebih keras!’ ketika kami sedang membaca dalam hati,” ucap Meier menirukan Seuss. Dalam posisi itu, kata Meier, penjaga perpustakaan itu yakin akan pentingnya mengembalikan cara auditori dalam kegiatan belajar.

Strategi dalam menerapkan SAVI
• Belajar akan Efektif dalam Keadaan “Fun” (menyenangkan). Secara meyakinkan, kalimat ini tertera pada halaman judul dalam buku The Learning Revolution. Ini mencerminkan keinginan kuat pengarangnya agar kalimat revolusi ini benar-benar diperhatikan dan diterapkan dalam pembelajaran. Apa alasannya? Ada berbagai teori tentang otak manusia. Salah satu teori tentang otak yang banyak dikupas dalam pendidikan adalah apa yang disebut oleh Dave Meier dalam bukunya, The Accelerated Learning Hand Book (Kaifa, 2004), sebagai Teori Otak Triune. Teori ini menyatakan bahwa otak manusia terdiri tiga bagian, yaitu otak reptil, otak tengah (sistim limbik), dan otak berpikir (neokorteks). Jika perasaan pembelajaran (siswa) dalam keadaan positif (gembira, senang), maka pikiran siswa akan “naik tingkat” dari otak tengah ke neokorteks (otak berpikir). Inilah yang dimaksud dengan belajar akan efektif. Sebaliknya, manakala perasaan siswa dalam keadaan negative (tegang, takut) sebagaimana yang dikisahkan pada awal tulisan ini –pembelajaran meliteristik- maka pikiran siswa akan “turun tingkat” dari otak tengah menuju otak reptile. Pada situasi ini belajar tidak akan berjalan atau berhenti sama sekali.
• Belajar adalah Berkreasi, Bukan Mengkonsumsi. Sudah bukan zamannya lagi anak disuapi, tetapi ia harus menciptakan sendiri. Pembelajaran harus berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru. Oleh karena itu, pada saat merancang pembelajaran, guru harus memikirkan apa yang akan dilakukan siswa, bukan apa yang dilakukan guru. Apabila guru masih mempertahankan pembelajaran konsumtif dengan metode unggulannya ceramah, maka kemampuan siswa menurut Winarno Surakhmad (Fasilitator, Edisi I Tahun 2003), akan sedikit lebih tinggi dari kemampuan seekor monyet yang pandai.
• Belajar yang Baik itu Bersifat Sosial. Tak perlu diragukan lagi manfaat yang akan dirasakan jika belajar dilakukan dalam kelompok. Berkali-kali riset dilakukan untuk membuktikan keefektifan belajar kelompok. Hasilnya memang selalu menunjukkan bahwa belajar akan lebih berhasil, bahkan keberhasilannya berlipat-lipat, jika dilakukan secara kelompok ketimbang belajar secara individual.
• Belajar yang Baik Juga Bersifat Multi Inderawi. Siswa belajar dengan gayanya masing-masing. Kita tidak dapat memaksakan suatu gaya belajar yang bukan gayanya kepada seorang siswa. Setidaknya ada tiga gaya belajar, yaitu gaya visual, gaya auditorial dan gaya kinestik. Dengan melibatkan seluruh indera dalam pembelajaran, semua gaya belajar itu akan terlayani. Kalau semua siswa terlayani, belajar akan berjalan efektif
• Belajar Terbaik dalam Keadaan Alfa. Sebagaimana stasiun pemancar radio atau televisi, otak manusia juga bekerja pada gelombang atau frekuensi tertentu. Ketika kita dalam keadaan terjaga atau sadar penuh, otak bekerja pada gelombang Beta. Manakala kita sedang waspada relaks, otak bekerja pada gelombang Alfa. Otak kita akan bekerja pada gelombang Theta jika kita mengangguk atau hamper tertidur. Dan pada saat tertidur pulas, otak kita bekerja pada frekuensi Delta. Mengapa belajar terbaik itu pada frekuensi Alfa? Karena sebagian besar memori kita disimpan di pikiran bawah sadar. Dan yang dapat menghantarkan memori ke pikiran bawah sadar adalah gelombang Alfa. Lalu bagaimana mencapai kondisi Alfa? Dengan meditasi atau dengan mendengarkan musik.
Apa yang saya paparkan di atas hanya akan menjadi pemanis bibir bila tidak ditindaklanjuti dengan aksi nyata. Keberhasilan memerlukan keberanian dan aksi. Jangan takut pada kegagalan. Kegagalan sebenarnya merupakan jalan terang menuju keberhasilan. Kata Ary Ginanjar Agustian dalam buku ESQ Model (Arga, 2001), kegagalan itu ibarat menggosok intan berlian. Semakin sering kita gagal, semakin sering juga kita menggosok intan. Niscaya intan berlian itu akan semakin bersinar.
Demikian pokok-pokok pembelajaran masa kini yang dapat saya sajikan. Semoga tulisan yang saya ramu dari beberapa buku dan sekelumit pengalaman pribadi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kekurangan di sana sini tentu merupakan keniscayaan. Selamat memberdayakan siswa

Tujuan dan
Manfaat Penlitian

ž  Tujuan penelitian ini adalah pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumuan masalah. Setelah tujuan penelitian ditetapkan maka langkah berikutnya adalah mengemukakan manfaat yang dapat dipetik dari penelitian.
ž   Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian- penelitian selesai, sesuatu yang  akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian.
ž  Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a.       Tujuan Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang akan dicapai.
b.      Tujuan khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.

Manfaat atau Kegunaan Penelitian
ž  Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis.
ž  Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti (secara praktis).
ž  Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan saran-saran yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian merupakan follow up pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan.


Selasa, 27 November 2012


Pertemuan 9
Perumusan Masalah Penelitian

Kriteria Rumusan Maslah
  Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
  rumusan itu hendaknya padat dan jelas,
  rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan tersebut.
Rumusan masalah yang baik adalah:
  1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
  2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
  3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
  4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, keyakinan dan nilai-nilai agama.
  5. Masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang mengaitkan variabel penelitian.
                Masalah yang telah ditetapkan masih juga perlu dibatasi mengingat kemampuan si peneliti baik yang berkenaan dengan metodologi waktu, tenaga, dana dan fasilitas. Pembatasan masalah dapat dilakukan pada pokok persoalan dan pada objek penelitian. Untuk menjelaskan proses yang dialalui peneliti mulai dari munculnya masalah sampai denagn pengukuran dapat dijelaskan melalui hierarki pertanyaan.  

Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
1.       Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel dependent).
Contoh:
Seberapa tinggi efektivitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran menulis naskah drama?
2.       Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaansuatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh:
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah negeri?
3.       Permasalahan Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a.       hubungan simetris,
b.      hubungan kasual, dan
c.       hubungan interaktif atau timbal balik.

Contoh:
1.       Adakah hubungan antara banyaknya peminat masuk FKIP UNMA dengan panen raya masyaraat petani? (simetris)
2.       Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kausal/ sebab-akibat)
3.       Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (interaktif/ timbal-balik)

Cara Merumuskan Masalah
1.       Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut dijadikan dasar untuk dicari jawabannya dan pemecahannya.
2.       Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat, tidak bertele-tele, tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.
3.       Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
4.       Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis penelitian.
5.       Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian. Judul penelitian harus mencerminkan  dari masalah yang akan diteliti.



Paragraf Deskripsi
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan.
Paragraf deskripsi
Paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Bertujuan melukiskan atau menggambarkan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Paragraf deskripsi terbagi
3 (tiga) macam
¡  Paragraf deskripsi spasial Paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan gambaran pembaca.
¡  Paragraf deskripsi objektif Paragraf yang suatu hal atau orang dengan mngungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
¡  Paragraf deskripsi subjektif Paragraf yang menggambarkan  objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
Ciri paragraf deskripsi
  1. Pada hakikatnya bertujuan melukiskan  atau penggambaran suatu hal atau objek.
  2. Penggambaran dimuat sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera, membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri.
Langkah-langkah menyusun paragraf deskripsi
¡  Menentukan objek/ tema
¡  Menentukan tujuan
¡  Mengumpulkan data
¡  Mengamati objek
¡  Menyusun data (kerangka paragraf)
¡  Menguraikan kerangka paragraf menjadi seskripsi sesuai tema


Contoh paragraf deskripsi
paragraf deskripsi spasial
Tak ingin menyia-nyiakan liburan. Esoknya kami menuju Tanjung Lesung Resort. Air laut yang tenang memberi keindahan tersendiri saat memandangnya dari beranda Krakatau Bar, Tanjung Lesung Resort. Sebuah pemandangan yang menakjubkan, serasa persis berada di bibir pantai karena pantulan warna air dari kolam renang di depan bar seakan menyatu dengan air laut. Tak berlebihan jika banyak yang melukiskan keindahan pantai ini laksana surga.
                                                                                                                                               
paragraf deskripsi objektif
Di sudut dekat pintu seorang laki-laki, Syahbuddin. Pakaiannya, celana pendek dan baju kaos yang telah koyak, melukiskan kemiskinan dan kemelaratan yang sehari-harinya dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, dan lengannya yang kukuh, penuh urat dan tidak tertutup baju kaosnya dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.

paragraf deskripsi subjektif
Ibuku wanita yang sangat kuat. Ia adalah inspirasi dalam hidupku. Tak pernah terucap kata lelah dari bibir tuanya yang indah. Garis kerut diwajahnya menyiratkan betapa sulitnya perjuangan hidup yang telah dilaluinya. Ia sosok yang sangat bijaksana dan baik hati.

Perhatikan gambar/ foto berikut!
Buatlah paragraf deskripsi spasial dari gambar/ foto di dbawah ini!
DSCsamJPG 







                                 Foto 1                                                                    foto 2

Jawaban evaluasi
1.        Paragraf deskripsi
Paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Bertujuan melukiskan atau menggambarkan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan.
2.
¡  Paragraf deskripsi spasial Paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan gambaran pembaca.
¡  Paragraf deskripsi objektif Paragraf yang suatu hal atau orang dengan mngungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
¡  Paragraf deskripsi subjektif Paragraf yang menggambarkan  objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
3.
Langkah-langkah menyusun paragraf deskripsi
¡  Menentukan objek/ tema
¡  Menentukan tujuan
¡  Mengumpulkan data
¡  Mengamati objek
¡  Menyusun data (kerangka paragraf)
¡  Menguraikan kerangka paragraf menjadi seskripsi sesuai tema

Contoh paragraf deskripsi
paragraf deskripsi spasial
Tak ingin menyia-nyiakan liburan. Esoknya kami menuju Tanjung Lesung Resort. Air laut yang tenang memberi keindahan tersendiri saat memandangnya dari beranda Krakatau Bar, Tanjung Lesung Resort. Sebuah pemandangan yang menakjubkan, serasa persis berada di bibir pantai karena pantulan warna air dari kolam renang di depan bar seakan menyatu dengan air laut. Tak berlebihan jika banyak yang melukiskan keindahan pantai ini laksana surga.
paragraf deskripsi objektif
Di sudut dekat pintu seorang laki-laki, Syahbuddin. Pakaiannya, celana pendek dan baju kaos yang telah koyak, melukiskan kemiskinan dan kemelaratan yang sehari-harinya dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, dan lengannya yang kukuh, penuh urat dan tidak tertutup baju kaosnya dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.

paragraf deskripsi subjektif
Ibuku wanita yang sangat kuat. Ia adalah inspirasi dalam hidupku. Tak pernah terucap kata lelah dari bibir tuanya yang indah. Garis kerut diwajahnya menyiratkan betapa sulitnya perjuangan hidup yang telah dilaluinya. Ia sosok yang sangat bijaksana dan baik hati.