Sabtu, 03 November 2012


Perkuliahan Mk Penelitian Pertemuan ke 2
Pentingnya Penelitian Bahasa dan Sastra
Filsafat Penelitian Bahasa dan Sastra

Isah Susilawati, M.Pd.


Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mathlaul Anwar Banten
2012

PENTINGNYA PENELITIAN BAHASA
  1. Penelitian bahasa yang bersifat empiris, maksudnya bahwa fenomena lingual yang menjadi objek penelitian bahasa itu adalah fenomena yang benar-benar hidup dalam pemakaian bahasa, jadi benar-benar bersumber pada fakta lingual yang senyatanya digunakan oleh penuturnya, bukan fakta lingual yang dipikirkan oleh si penutur yang menjadi informannya.
  2. Penelitian bahasa yang bersifat kritis, adalah kritis terhadap hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terjadi antara bunyi tutur sebagai objek penelitian bahasa dengan fenomena ekstralingual yang memungkinkan bunyi tutur itu muncul.
PENTINGNYA PENELITIAN SASTRA
  Pertama, penelitian sastra meliputi cakupan yang begitu komprehensif. Dilihat dari rentang pembagian batas waktunya, penelitian sastra dapat mencakupi penelitian terhadap sastra tradisional sastra lisan dan naskah-naskah lama— maupun sastra modern.
  Kedua, penelitian sastra berhadapan dengan sejumlah karya berlimpah. Dilihat dari ragamnya, penelitian sastra dapat dilakukan terhadap ragam puisi, prosa─novel dan cerpen, drama, dan esai kritik.
  Ketiga, penelitian sastra berurusan dengan berbagai masalah yang tidak pernah selesai, mengingat sastra selalu berada dalam ketegangan antara kontravensi dan inovasi. Dilihat dari objek kajiannya, penelitian sastra dapat menumpukan diri pada masalah teks sastra yang sejak zaman entah kapan selalu lahir dan terus lahir, tanpa pernah mati. Kalaupun nyaris mati, ia justru dihidupkan oleh penelitian itu sendiri.
  Keempat, penelitian sastra dapat dilakukan dengan kesengajaan memasalahkan apa pun yang berhubungan dengan perjalanan dan perkembangan sastra. Dilihat dari kelahiran dan perjalanannya, penelitian sastra dapat mengkhususkan diri pada sebuah karya atau sejumlah karya yang dilahirkan dalam kurun waktu tertentu.
  Kelima, penelitian sastra dapat dilakukan dengan menempatkan teks dalam konteksnya. Dilihat dari sistem sastra, penelitian sastra dapat berorientasi pada keberadaan pengarang sebagai penghasil karya, teks sastra sebagai produk budaya, penerbit─termasuk media massa─sebagai pihak atau lembaga yang memungkinkan karya itu lahir dan menyebar, pembaca sebagai penikmat dan pemberi makna, serta pembaca kritis atau kritikus sebagai pihak yang dianggap mempunyai pengetahuan dan kompetensi dalam bidang sastra dengan berbagai aspeknya.
FILSAFAT PENELITIAN BAHASA
                filsafat bahasa mengandung upaya untuk menganalisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan (referensi), kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan ketidaknalaran.  Objek penelitian bahasa yakni bahasa dan manusia, baik bahasa tulis maupun bahasa parole.
                Cara yang dilakukan oleh para peneliti bahasa untuk meneliti objeknya akan bergantung kepada konsep-konsep umum yang mereka miliki mengenai bagaimana kata-kata itu bermakna dan bagaimana kata-kata itu berhubungan dengan dunia luar sekitar kita.
FILSAFAT PENELITIAN SASTRA
Sepanjang sejarah, para filsuf telah berusaha menyusun sebuah metode untuk mendapatkan pengakuan universal ataupun untuk mempertahankan kelayakan filsafat sebagai disiplin ilmu.  Filsafat dapat diartikan sebagai asas, atau pendirian yang menilai kebenarannya telah diyakini dan diterima sesorang (atau kelompok), sebagai dasar atau pedoman untuk menjawab atau memecahkan masalah-masalah fundamental dalam kehidupannya sehingga filsafat sering disamakan dengan pandangan hidup.

                Untuk menjadikan penelitian sasra sebagai ilmu memang memerlukan suatu kondisi tertentu: objektivitas harus ditingkatkan sementara subjektivitas harus dikurangi sejauh mungkin. Karena penelitian sastra objeknya adalah sastra dan manusia.
                Peneliti sastra mestilah seorang yang memiliki pandangan hidup dan sikap yang tegas dan lugas.  Tanpa pandangan hidup yang mantap, tidak akan mungkin menghasilkan penelitian yang objektif.
                Pandangan hidup yang hars dimiliki adalah pandangan hidup kolektif dan perorangan.  Mengapa sikap dan pandangan hidup itu penting dimiliki seorang peneliti sastra? Hal itu disebabkan penelitian sastra pada umumnya menyangkut tugas dan keharusan pemberian interpretasi dan pemaknaan suatu karya kreatif seperti sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar