Perkuliahan Mk Penelitian Pertemuan ke 2
Pentingnya Penelitian Bahasa dan Sastra
Filsafat Penelitian Bahasa dan Sastra
Isah Susilawati, M.Pd.
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mathlaul Anwar Banten
2012
PENTINGNYA PENELITIAN
BAHASA
- Penelitian bahasa yang bersifat
empiris, maksudnya bahwa fenomena lingual yang menjadi objek penelitian
bahasa itu adalah fenomena yang benar-benar hidup dalam pemakaian bahasa,
jadi benar-benar bersumber pada fakta lingual yang senyatanya digunakan
oleh penuturnya, bukan fakta lingual yang dipikirkan oleh si penutur yang
menjadi informannya.
- Penelitian bahasa yang bersifat
kritis, adalah kritis terhadap hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang
diperkirakan terjadi antara bunyi tutur sebagai objek penelitian bahasa
dengan fenomena ekstralingual yang memungkinkan bunyi tutur itu muncul.
PENTINGNYA PENELITIAN
SASTRA
Pertama, penelitian sastra meliputi cakupan
yang begitu komprehensif. Dilihat dari rentang pembagian batas waktunya,
penelitian sastra dapat mencakupi penelitian terhadap sastra tradisional sastra
lisan dan naskah-naskah lama— maupun sastra modern.
Kedua, penelitian sastra berhadapan dengan
sejumlah karya berlimpah. Dilihat dari ragamnya, penelitian sastra dapat
dilakukan terhadap ragam puisi, prosa─novel dan cerpen, drama, dan esai kritik.
Ketiga, penelitian sastra berurusan dengan
berbagai masalah yang tidak pernah selesai, mengingat sastra selalu berada
dalam ketegangan antara kontravensi dan inovasi. Dilihat dari objek kajiannya,
penelitian sastra dapat menumpukan diri pada masalah teks sastra yang sejak
zaman entah kapan selalu lahir dan terus lahir, tanpa pernah mati. Kalaupun
nyaris mati, ia justru dihidupkan oleh penelitian itu sendiri.
Keempat, penelitian sastra dapat dilakukan
dengan kesengajaan memasalahkan apa pun yang berhubungan dengan perjalanan dan
perkembangan sastra. Dilihat dari kelahiran dan perjalanannya, penelitian
sastra dapat mengkhususkan diri pada sebuah karya atau sejumlah karya yang
dilahirkan dalam kurun waktu tertentu.
Kelima, penelitian sastra dapat dilakukan
dengan menempatkan teks dalam konteksnya. Dilihat dari sistem sastra,
penelitian sastra dapat berorientasi pada keberadaan pengarang sebagai
penghasil karya, teks sastra sebagai produk budaya, penerbit─termasuk media
massa─sebagai pihak atau lembaga yang memungkinkan karya itu lahir dan
menyebar, pembaca sebagai penikmat dan pemberi makna, serta pembaca kritis atau
kritikus sebagai pihak yang dianggap mempunyai pengetahuan dan kompetensi dalam
bidang sastra dengan berbagai aspeknya.
FILSAFAT PENELITIAN
BAHASA
filsafat bahasa mengandung upaya
untuk menganalisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan
(referensi), kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan ketidaknalaran. Objek penelitian bahasa yakni bahasa dan
manusia, baik bahasa tulis maupun bahasa parole.
Cara yang dilakukan oleh
para peneliti bahasa untuk meneliti objeknya akan bergantung kepada
konsep-konsep umum yang mereka miliki mengenai bagaimana kata-kata itu bermakna
dan bagaimana kata-kata itu berhubungan dengan dunia luar sekitar kita.
FILSAFAT PENELITIAN
SASTRA
Sepanjang sejarah,
para filsuf telah berusaha menyusun sebuah metode untuk mendapatkan pengakuan
universal ataupun untuk mempertahankan kelayakan filsafat sebagai disiplin
ilmu. Filsafat dapat diartikan sebagai asas, atau pendirian yang menilai
kebenarannya telah diyakini dan diterima sesorang (atau kelompok), sebagai
dasar atau pedoman untuk menjawab atau memecahkan masalah-masalah fundamental
dalam kehidupannya sehingga filsafat sering disamakan dengan pandangan hidup.
Untuk menjadikan penelitian
sasra sebagai ilmu memang memerlukan suatu kondisi tertentu: objektivitas harus
ditingkatkan sementara subjektivitas harus dikurangi sejauh mungkin. Karena
penelitian sastra objeknya adalah sastra dan manusia.
Peneliti sastra mestilah seorang
yang memiliki pandangan hidup dan sikap yang tegas dan lugas. Tanpa pandangan hidup yang mantap, tidak akan
mungkin menghasilkan penelitian yang objektif.
Pandangan hidup yang hars
dimiliki adalah pandangan hidup kolektif dan perorangan. Mengapa sikap dan pandangan hidup itu
penting dimiliki seorang peneliti sastra? Hal itu disebabkan penelitian
sastra pada umumnya menyangkut tugas dan keharusan pemberian interpretasi dan
pemaknaan suatu karya kreatif seperti sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar