Sabtu, 03 November 2012


Perkuliahan mk seminar  pengajaran bahasa dan sastra
pertemuan 3
  1. Pengajaran keterampilan berbahasa
  2. Pengajaran norma penggunaan bahasa
  3. Pengajaran struktur bahasa
  4. Pengajaran kosakata

Isah Susilawati

Pengajaran keterampilan berbahasa
                Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar anak terampil menymak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa (atau language art, language skills)  dalam kurikkulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu:
  1. Keterampilan menyimak/ mendengarkan (listening skills);
  2. Keterampilan berbicara (speaking skills);
  3. Keterampilan membaca (reading skills);
  4. Keterampilan menulis (writing skills).
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui hubungan urutan yang teratur:
  1. mula-mula pada masa kecil belajar menyimak/ mendengarkan bahasa,
  2. kemudian belajar berbicara,
  3. sesudah itu belajar membaca, dan
  4. belajar menulis.
Menyimak dan berbicara dipelajari  sebelum memasuki  sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari  di sekolah.

Keterampilan mendengarkan/ menyimak
                Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan non bahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan intrepretasi untuk memperoleh informasi, sekaligus menangkap isi/pesan, serta mampu memahami makna yang telah disampaikan oleh manusia dan atau sumber bunyi lainya.
Contoh pembahasan/ materi yang terdapat di dalam kurikulum, di antaranya:
  1. Menyimak pembacaan pidato/ khotbah,
  2. Mendengarkan pembacaan puisi, dll.
Keterampilan berbicara
                Berbicara salah satu aspek keterampilan berbahasa bersifat aktif, kreatif, umumnya melalui tatap muka.
                Berbicara dilakukan secara oral (bunyi-bunyi ujar) dilengkapi tekanan, intonasi, jeda, dan disesuaikan dengan situasi atau kepentingannya.
Contoh pembahasan/ materi yang terdapat di dalam kurikulum, di antaranya:
  1. Melakukan kegiatan wawancara dengan berbagai narasumber,
  2. Menyampaikan hasil laporan perjalanan, dll.

Keterampilan membaca
                Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vacca, 1991: 172).
Contoh pembahasan/ materi yang terdapat di dalam kurikulum, di antaranya:
  1. Membaca naskah berita,
  2. Membaca buku fiksi atau nonfiksi, dll.
Keterampilan menulis
                Menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie,1998:45).
Contoh pembahasan/ materi yang terdapat di dalam kurikulum, di antaranya:
  1. Menulis buku harian,
  2. Menulis surat pribadi dan surat dinas, dll.
Norma penggunaan bahasa
                Penggunaan bahasa Indonesia harus bertolak ukur pada kadiah penggunaan bahasa Indonesia yang baik (sesuai situasi dan kondisi) dan benar (sesuai EyD).
                Acuan yang dapat digunakan, di antaranya:
  1. Buku pedoman ejaan yang disempurnakan,
  2. Kamus besar bahasa Indonesia,
  3. Memahami fungsi bahasa.  

Pengajaran struktur bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem
                sebagai suatu sistem, bahasa bersifat sistematik dan sistemik karena bahasa memiliki kaidah-kaidah atau pola-pola yang teratur yang terdiri atas:
  1. Subsistem fonologi,
  2. Subsistem morfologi,
  3. Subsistem sintaksis,dan
  4. Subsistem semantik, serta
  5. Subsistem leksikon.
                Semuanya saling bergantung satu dengan lainnya, semua subsistem tersebut bersatu padu membentuk suatu kesatuan yang teratur sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu bahasa.

Pengajaran struktur bahasa yang terdapat di dalam kurikulum mata pelajaran bahasa indonesia, di antaranya:
  1. Pembelajaran kalimat aktif dan kalimat pasif,
  2. Penggunaan kata baku dan tidak baku,
  3. Penggunaan imbuhan,
  4. Perubahan makna,
  5. Membuat frasa, dll.
Pengajaran struktur bahasa di sekolah bertujuan agar siswa mahir berbahasa dalam empa aspek keterampilan berbahasa.
Pengajaran kosakata
                Disadari atau tidak untuk memperoleh keterampilan berbahasa yang tepat, penguasaan kosakata sangat menentukan. Sebagaimana yang dikatakan Judd (dalam Buchari, 1996), bahwa kosakata merupakan langkah awal yang harus dipandang sebagai sumber untuk dapat berkomunikasi dengan baik.

                Penguasaan kosakata pada individu dimulai dari pengenalan bahasa ibu melalui proses pembudayaan alami. Dengan berkembangnya usia, kemudian kosakata diperoleh pada pendidikan formal melalui proses pengajaran dan pembelajaran. Dengan penguasaan kosakata, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara lisan maupun tulis tanpa mengalami hambatan.

A.Pengertian Kosakata

Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis (1993: 127). Sedangkan kosakata dalam KBBI (2001: 597) diartikan sebagai perbendaharaan kata.
B.Pembelajaran Kosakata
                Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya (Tarigan 1985: 2). Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam berbahasa. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual. Suatu program yang sistematis dalam perkembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan, bawaan, dan status sosial serta faktor-faktor geografis.
               
Pembelajaran kosakata diajarkan dalam konteks wacana, dipadukan dengan kegiatan pembelajaran seperti;
  1. percakapan,
  2. berbicara,
  3. membaca, dan
  4.  menulis.
                Upaya memperkaya kosakata perlu dilakukan secara terus menerus melalui media surat kabar, majalah, pidato-pidato, dan sebagainya.
                Untuk dapat memperoleh hasil pembelajaran kosakata yang optimal, guru perlu meambekali siswa dengan kata-kata yang berkaitan dengan bidang tertentu. Dalam setiap bidang ilmu digunakan kata-kata khusus. Upaya pemerkayaan kosakata perlu dilakukan secara terus menerus dan dapat diperoleh melalui bidang-bidang tertentu (Depdikbud 2003: 35).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar