Perkuliahan mk seminar
pengajaran bahasa dan sastra
pertemuan 3
pertemuan 3
- Pengajaran
keterampilan berbahasa
- Pengajaran
norma penggunaan bahasa
- Pengajaran
struktur bahasa
- Pengajaran
kosakata
Isah Susilawati
Pengajaran keterampilan berbahasa
Pada
prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar anak terampil menymak,
berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa (atau language art,
language skills) dalam kurikkulum di
sekolah mencakup empat segi, yaitu:
- Keterampilan
menyimak/ mendengarkan (listening skills);
- Keterampilan
berbicara (speaking skills);
- Keterampilan
membaca (reading skills);
- Keterampilan
menulis (writing skills).
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya
melalui hubungan urutan yang teratur:
- mula-mula
pada masa kecil belajar menyimak/ mendengarkan bahasa,
- kemudian
belajar berbicara,
- sesudah
itu belajar membaca, dan
- belajar
menulis.
Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis
dipelajari di sekolah.
Keterampilan
mendengarkan/ menyimak
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan non bahasa
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan intrepretasi untuk memperoleh
informasi, sekaligus menangkap isi/pesan, serta mampu memahami makna yang telah
disampaikan oleh manusia dan atau sumber bunyi lainya.
Contoh pembahasan/ materi yang terdapat di dalam kurikulum,
di antaranya:
- Menyimak
pembacaan pidato/ khotbah,
- Mendengarkan
pembacaan puisi, dll.
Keterampilan berbicara
Berbicara
salah satu aspek keterampilan berbahasa bersifat aktif, kreatif, umumnya
melalui tatap muka.
Berbicara
dilakukan secara oral (bunyi-bunyi ujar) dilengkapi tekanan, intonasi, jeda,
dan disesuaikan dengan situasi atau kepentingannya.
Contoh pembahasan/ materi yang terdapat di dalam kurikulum,
di antaranya:
- Melakukan
kegiatan wawancara dengan berbagai narasumber,
- Menyampaikan
hasil laporan perjalanan, dll.
Keterampilan membaca
Membaca adalah proses
aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan
membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh
makna (Vacca, 1991: 172).
Contoh pembahasan/
materi yang terdapat di dalam kurikulum, di antaranya:
- Membaca naskah berita,
- Membaca buku fiksi atau nonfiksi, dll.
Keterampilan menulis
Menulis adalah menuangkan
gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam
tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie,1998:45).
Contoh pembahasan/
materi yang terdapat di dalam kurikulum, di antaranya:
- Menulis buku harian,
- Menulis surat pribadi dan surat dinas,
dll.
Norma penggunaan
bahasa
Penggunaan bahasa Indonesia harus
bertolak ukur pada kadiah penggunaan bahasa Indonesia yang baik (sesuai situasi
dan kondisi) dan benar (sesuai EyD).
Acuan yang dapat digunakan, di
antaranya:
- Buku pedoman ejaan yang disempurnakan,
- Kamus besar bahasa Indonesia,
- Memahami fungsi bahasa.
Pengajaran struktur
bahasa
Bahasa merupakan
suatu sistem
sebagai suatu sistem, bahasa
bersifat sistematik dan sistemik karena bahasa memiliki kaidah-kaidah atau
pola-pola yang teratur yang terdiri atas:
- Subsistem fonologi,
- Subsistem morfologi,
- Subsistem sintaksis,dan
- Subsistem semantik, serta
- Subsistem leksikon.
Semuanya saling bergantung satu
dengan lainnya, semua subsistem tersebut bersatu padu membentuk suatu kesatuan
yang teratur sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu bahasa.
Pengajaran struktur
bahasa yang terdapat di dalam kurikulum mata pelajaran bahasa indonesia, di
antaranya:
- Pembelajaran kalimat aktif dan kalimat
pasif,
- Penggunaan kata baku dan tidak baku,
- Penggunaan imbuhan,
- Perubahan makna,
- Membuat frasa, dll.
Pengajaran struktur
bahasa di sekolah bertujuan agar siswa mahir berbahasa dalam empa aspek
keterampilan berbahasa.
Pengajaran kosakata
Disadari atau tidak untuk
memperoleh keterampilan berbahasa yang tepat, penguasaan kosakata sangat menentukan.
Sebagaimana yang dikatakan Judd (dalam Buchari, 1996), bahwa kosakata merupakan
langkah awal yang harus dipandang sebagai sumber untuk dapat berkomunikasi
dengan baik.
Penguasaan kosakata pada individu dimulai dari pengenalan bahasa ibu melalui proses pembudayaan alami. Dengan berkembangnya usia, kemudian kosakata diperoleh pada pendidikan formal melalui proses pengajaran dan pembelajaran. Dengan penguasaan kosakata, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara lisan maupun tulis tanpa mengalami hambatan.
Penguasaan kosakata pada individu dimulai dari pengenalan bahasa ibu melalui proses pembudayaan alami. Dengan berkembangnya usia, kemudian kosakata diperoleh pada pendidikan formal melalui proses pengajaran dan pembelajaran. Dengan penguasaan kosakata, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara lisan maupun tulis tanpa mengalami hambatan.
A.Pengertian Kosakata
Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis (1993: 127). Sedangkan kosakata dalam KBBI (2001: 597) diartikan sebagai perbendaharaan kata.
B.Pembelajaran
Kosakata
Kualitas keterampilan berbahasa
seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang
dimilikinya (Tarigan 1985: 2). Semakin
kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam berbahasa.
Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual. Suatu program yang
sistematis dalam perkembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
pendapatan, kemampuan, bawaan, dan status sosial serta faktor-faktor geografis.
Pembelajaran kosakata
diajarkan dalam konteks wacana, dipadukan dengan kegiatan pembelajaran seperti;
- percakapan,
- berbicara,
- membaca, dan
- menulis.
Upaya memperkaya kosakata perlu
dilakukan secara terus menerus melalui media surat kabar, majalah,
pidato-pidato, dan sebagainya.
Untuk dapat memperoleh hasil
pembelajaran kosakata yang optimal, guru perlu meambekali siswa dengan
kata-kata yang berkaitan dengan bidang tertentu. Dalam setiap bidang ilmu
digunakan kata-kata khusus. Upaya pemerkayaan kosakata perlu dilakukan secara
terus menerus dan dapat diperoleh melalui bidang-bidang tertentu (Depdikbud
2003: 35).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar