Perkuliahan Pertemuan 3&4
1. Pengertian Membaca
2. Hakikat Membaca
3. Tujuan Membca
4. Manfaat Membaca
5. Jenis-jenis Membaca
Isah Susilawati, M.Pd.
Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Mathlaul Anwar
Banten
2012
“Apa yang terjadi ketika
seseorang membaca?”
Membaca merupakan konstruksi
makna yang tercantum dalam bahan bacaan. Dalam hal ini, ada dua hal penting
yang perlu diperhatikan.
Pertama, pembelajar harus
difasilitasi pada saat mereka mempelajari bahan bacaan.
Kedua, cara terbaik untuk
mencapai fasilitasi ini adalah berfokus pada dua faktor dalam proses membaca
yang sangat mudah dipengaruhi oleh pengajar:
(1) pengetahuan latar belakang (prior
knowledge) pembelajar dan
(2) tujuan membaca yang ditetapkan oleh
pembelajar.
KETERAMPILAN MEMBACA
Membaca
salah satu aspek keterampilan berbahasa bersifat reseptif, tidak langsung,
melaui kegiatan penyandian kembali lambang-lambang grafemik (tulisan) menjadi
bunyi ujar, agar pembaca dapat menyerap makna , ide atau gagasan yang tersirat
di dalamnya.
Harjasujana, (1997) menjelaskan bahwa membaca
merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi
lambang-lambang tertulis semata-mata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh
seorang pembaca agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Membaca berupaya
supaya lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang
bermakna baginya.
Dalam menjelaskan proses membaca ini,
selanjutnya McKenna & Robinson (1993) menyatakan bahwa membaca dapat
didefinisikan sebagai rekontrusi di dalam pikiran mengenai makna yang
disandikan melalui tulisan (reading is defined as the reconstruction in the
mind of meaning encoded in print).
Menurut Anderson (dalam tarigan, 2009: 7)
Dari
segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan
sandi (a recording and decoding proses). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa
lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/ cetakan
menjadi bunyi yang bermakna.
Menurut Soedarso (2010: 4)
Membaca
adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian, khayalan, mengamati
dan mengingat-ingat.
Membaca
adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan.
Dalam kegiatan membaca, pembaca memroses informasi dari teks yang dibaca untuk
memperoleh makna (Vacca, 1991: 172).
Dalam
kegiatan membaca terjadi proses pengolahan informasi yang terdiri atas
informasi visual dan informasi nonvisual (Smith, 1985: 12). Informasi visual,
merupakan informasi yang dapat diperoleh melalui indera penglihatan, sedangkan
informasi nonvisual merupakan informasi yang sudah ada dalam benak pembaca.
Berdasarkan
uraian diatas, dapat dikatakan bahwa membaca adalah proses interaksi antara
pembaca dengan teks bacaan. Pembaca berusaha memahami isi bacaan berdasarkan
latar belakang pengetahuan dan kompetensi kebahasaannya.Dalam proses pemahaman
bacaan tersebut, pembaca pada umumnya membuat ramalan-ramalan berdasarkan
sistem semantik, sintaksis, grafologis, dan konteks situasi yang kemudian
diperkuat atau ditolak sesuai dengan isi bacaan yang diperoleh.
Sementara itu,
Zemelman et.al. (1993, 25 -30) menyatakan bahwa Reading Workshop dikembangkan
atas dasar asumsi-asumsi berikut.
- Membaca berarti memperoleh makna dari bacaan. Dengan
kata lain, membaca adalah transaksi antara kata-kata yang ditulis oleh
penulis dan pikiran pembaca.
- Membaca adalah sebuah proses pembentukan makna:
Membaca adalah seuatu aktivitas berpikir tingkat tinggi (high level
thinking), aktif, konstruktif dan kreatif yang melibatkan berbagai
strategi kognitif yang berbeda sebelum, selama dan setelah membaca.
- Pengajaran membaca harus memberikan banyak kesempatan
kepada pembelajar untuk berinteraksi dengan bahan bacaan.
4. Membaca adalah cara terbaik untuk belajar
membaca.
5. Program pengajaran membaca yang efektif
harus memperkenalkan pembelajar
pada berbagai jenis bahan bacaan.
- Pengajar harus menjadi model membaca.
- Pengajar membaca yang efektif adalah pengajar yang
membantu pembelajar dalam menggunakan proses membaca sebagai alat belajar.
- Membaca adalah proses psikolinguistik dan proses
individual (Otto et.al., 1979: 19).
Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan.
Banyak
tujuan yang dapat dicapai melalui membaca, antara lain:
- Menemukan fakta, kebenaran, yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh,
- b. mengetahui suatu topik dan latar belakangnya,
- c. mengetahui alur dan komposisi suatu ceritera,
- d. mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita,
- e. mengetahui bagaimana suatu organisasi penulisan
harus dibuat sesuai dengan sifat, jenis, dan bentuknya,
- f. menambah pengalaman, keyakinan dan sikap,
- g. memperluas wawasan pelbagai nilai kebudayaa: ilmu
pengetahuan,teknologi, seni, dan agama.
Manfaat membaca
Melancarkan kemampuan membaca,
menambah wawasan dan pengetahuan,
menghibur diri,
mengetahui peristiwa lampau dan perkembangan
terkini,
mengetahui maksud dan pesan orang lain,
menumbuhkan krativitas untuk berimajinasi dalam
mencipta karya sastra,
menumbuhkan pikiran ilmiah untuk melakukan
peneltian, dll.
Jenis-jenis membaca
Membaca nyaring,
membaca dalam hati (membaca ekstensif(secara
luas), intensif (secara terperinci), survei, sekilas, dan dangkal),
membaca telaah isi (membaca teliti, pemahaman,
ide dan kritis),
membaca telaah bahasa.
SKEMA
1
keterampilan - pengenalan bentuk huruf
mekanis -pengenalan unsur-unsur
linguistik
-
pengenalan hubungan bunyi dan huruf
Aspek-aspek
membaca - kecepatan membaca:lambat
- pemahaman pengertian sederaha
keterampilan - pemahaman signifikasi/ makna
pemahaman - evaluasi/ penilaian isi dan
bentuk
- kecepatan membaca:fleksibel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar