Jumat, 09 November 2012


PERKULIAHAN PERTEMUAN KE7
MEMBACA 1
Membaca Intensif & Membaca Ekstensif
Isah Susilawati

MEMBACA DALAM HATI
Di dalam membaca dalam hati yang dipergunakan adalah ingatan visual (visual memory), yang melibatkan pengaktifan mata dan dan ingatan.
Tujuan membaca dalam hati (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi.
DIBAGI MENJADI;
  1. Membaca ekstensif, dan
  2. Membaca intensif.

a.Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu sesingkat mungkin.
Membaca ekstensif meliputi:
  1. Membaca survey (survey reading)
Membaca survei adalah kegiatan mensurvei bahan bacaan sebelum kita telaah atau yang akan kita pelajari.
Tata cara membaca survei:
  1. memerikasa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku;
  2. Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan;
  3. memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.

  1. Membaca sekilas (skimming)
Membaca sekilas atau skimming  adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memerhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan. S
Tiga tujuan utama membaca sekilas
1)      Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat;
2)      Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
3)      Untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.

  1. Membaca dangkal (superficial reading).
Membaca dangkal atau  superficial reading  pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran yang tidak mendalam dari suatu bacaan.
Membaca dangkal ini dilakukan hanya sekadar untuk kesenangan, misalnya membaca  cerita pendek, novel ringan, majalah, komik, dsb.


b. Membaca intensif
Membaca intensif atau intensive reading  adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas. Seperti; menjawab kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dari teknik membaca intensif.
Termasuk ke dalam membaca intensif, ialah:
  1. Membaca telaah isi (content study reading);
  1. Membaca teliti
Kita harus membaca bahan-bahan bacaan yang kita sukai dengan teliti. Jenis membaca teliti ini menuntuk suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan, antara lain:
  1. Survei yang cepat;
  2. Membaca secara saksama dan membaca ulang;
  3. Penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan.

  1. Membaca pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksudkan di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
  1. standar-standar atau norma-norma kesastraan;
  2. Resensi kritis;
  3. Drama tulis;
  4. Pola-pola fiksi;

  1. Membaca kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert, dalam Tarigan: 92)
Kemampuan membaca pemahaman adalah dasar utuk membaca kritis.

  1. Membaca ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Agar kita dapat mencari, menemukan, serta mendaatkan keuntungan dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, kita harus berusaha membuat diri kita menjadi pembaca yang baik atau a good reader.

  1. Membaca telaah bahasa (linguistic study reading).
Membaca telaah bahasa mencakup;
  1. Membaca bahasa;
Tujuan membaca bahasa, di antaranya:
  1. Memperbesar daya kata;
  2. Mengembangkan kosa kata.
Dalam berkomunikasi baik tulis maupun lisan, manusia mepergunakan daya kata yang dimilikinya. Daya kata dapat digunakan dalam berbicara dan menulis, dan satu lagi dalam membaca dan menyimak.

  1. Membaca sastra
Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahan bentuk dan keindahan isi.
Bahasa sastra pada umumnya bersifat konotatif.
Bahasa sastra erat sekali dengan penggunaan gaya bahasa/ majas.
Seperti;
Majas metafora, majas personifikasi, majas klimaks, majas metonimia, majas hiperbola, dst.

Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati;
Kelas 1
  1. Membaca tanpa bersuara, tanpa gerak-gerakan bibir, dan tanpa berbisik;
  2. Membaca tanpa gerakan-gerakan kepala.
Kelas 2
  1. Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala;
  2. Membaca lebih cepat secara dalam hati daripada secara bersuara.
Kelas 3
  1. Membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari, tanpa gerakan bibir;
  2. Memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau secara dalam hati;
  3. Lebih cepat membaca dalam hati daripada membaca bersuara.
Kelas 4
  1. Mengerti serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar;
  2. Kecapatan mata dalam membaca 3 kata per detik.
Kelas 5
  1. Membaca dalam hati jauh lebih cepat daripada membaca bersuara;
  2. Membaca dengan pemahaman yang baik;
  3. Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan;
  4. Menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, senang membaca dalam hati.
Kelas 6
  1. Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir, tanpa komat-kamit;
  2. Dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan;
  3. Dapat membaca 180 patah kata dalam satu menit pada bacaan fiksi pada tingkat dasar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar