Pertemuan 9
Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan Masalah Penelitian
Kriteria Rumusan Maslah
Masalah
hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
rumusan
itu hendaknya padat dan jelas,
rumusan
itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan tersebut.
Rumusan masalah yang baik adalah:
- Masalah
harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu.
- Masalah
harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap
masalah tersebut.
- Masalah
harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan
manusia.
- Masalah
bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika,
moral, keyakinan dan nilai-nilai agama.
- Masalah
sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang mengaitkan variabel
penelitian.
Masalah
yang telah ditetapkan masih juga perlu dibatasi mengingat kemampuan si peneliti
baik yang berkenaan dengan metodologi waktu, tenaga, dana dan fasilitas.
Pembatasan masalah dapat dilakukan pada pokok persoalan dan pada objek
penelitian. Untuk menjelaskan proses yang dialalui peneliti mulai dari
munculnya masalah sampai denagn pengukuran dapat dijelaskan melalui hierarki
pertanyaan.
Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
1.
Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang
berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel dependent).
Contoh:
Seberapa tinggi efektivitas penggunaan metode diskusi dalam
pembelajaran menulis naskah drama?
2.
Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah
suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaansuatu
variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda.
Contoh:
Adakah perbedaan kemampuan dan
disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah negeri?
3.
Permasalahan Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah permasalahan
penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a. hubungan
simetris,
b. hubungan
kasual, dan
c. hubungan
interaktif atau timbal balik.
Contoh:
1. Adakah
hubungan antara banyaknya peminat masuk FKIP UNMA dengan panen raya masyaraat
petani? (simetris)
2. Seberapa
besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas
SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kausal/ sebab-akibat)
3. Hubungan
antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang yang kaya dapat meningkatan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
(interaktif/ timbal-balik)
Cara Merumuskan Masalah
1. Masalah
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut dijadikan
dasar untuk dicari jawabannya dan pemecahannya.
2. Rumusan
masalah hendaknya jelas dan padat, tidak bertele-tele, tetapi jelas mengandung
makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.
3. Rumusan
masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
4. Rumusan
masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis penelitian.
5. Masalah
harus menjadi dasar bagi judul penelitian. Judul penelitian harus
mencerminkan dari masalah yang akan
diteliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar