Selasa, 27 November 2012


Pertemuan 9
Perumusan Masalah Penelitian

Kriteria Rumusan Maslah
  Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
  rumusan itu hendaknya padat dan jelas,
  rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan tersebut.
Rumusan masalah yang baik adalah:
  1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
  2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
  3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
  4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, keyakinan dan nilai-nilai agama.
  5. Masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang mengaitkan variabel penelitian.
                Masalah yang telah ditetapkan masih juga perlu dibatasi mengingat kemampuan si peneliti baik yang berkenaan dengan metodologi waktu, tenaga, dana dan fasilitas. Pembatasan masalah dapat dilakukan pada pokok persoalan dan pada objek penelitian. Untuk menjelaskan proses yang dialalui peneliti mulai dari munculnya masalah sampai denagn pengukuran dapat dijelaskan melalui hierarki pertanyaan.  

Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
1.       Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel dependent).
Contoh:
Seberapa tinggi efektivitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran menulis naskah drama?
2.       Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaansuatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh:
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah negeri?
3.       Permasalahan Asosiatif
Permasalahan asosiatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a.       hubungan simetris,
b.      hubungan kasual, dan
c.       hubungan interaktif atau timbal balik.

Contoh:
1.       Adakah hubungan antara banyaknya peminat masuk FKIP UNMA dengan panen raya masyaraat petani? (simetris)
2.       Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kausal/ sebab-akibat)
3.       Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (interaktif/ timbal-balik)

Cara Merumuskan Masalah
1.       Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut dijadikan dasar untuk dicari jawabannya dan pemecahannya.
2.       Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat, tidak bertele-tele, tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.
3.       Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
4.       Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis penelitian.
5.       Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian. Judul penelitian harus mencerminkan  dari masalah yang akan diteliti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar