Sabtu, 03 November 2012


PERTEMUAN 6
MEMBACA PERMULAAN DAN LANJUTAN

ISAH SUSILAWATI

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mathlaul Anwar Banten
2012

Media Pembelajaran Membaca
ž  Media massa/ Surat kabar
ž  Buku fiksi dan non fiksi, dsb.
Membaca Tingkat Permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.
Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca dan menulis di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan, sedangkan dikelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis lanjut.
ž  Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, 1972: 209).Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambargambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.
ž  Menurut La Barge dan Samuels (dalam Downing and Leong, 1982: 206) proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu (a) visual memory (vm), (b) phonological memory (pm), dan (c) semantic memory (sm). Lambang lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan tersebut terjadi pada ketiganya. Pada tingkat VM, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis, sedangkan pada tingkat PM terjadi proses pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk kata, dan kalimat. Proses pada tingkat ini bersumber dari VM dan PM. Akhirnya pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I & 2 sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap:
ž  Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat.
ž  Membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
Tujuan membaca permulaan
Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read).
ž  Agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4).
                Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran.
                Guru perlu menyediakan bahan yang menarik yang dapat menyajikan tantangan bagi siswa untuk giat secara aktif dan kreatif “mengotak-atik” apa yang dihadapinya. Bahan tersebut haruslah sesuai dengan perkembangan emosi dan sosial anak. Anak di kelas permulaan (usia 6 - 8 tahun) berada pada fase bermain. Dengan bermain anak akan senang belajar, semakin senang anak semakin banyak yang diperolehnya. Permainan memiliki peranan penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak (Dworetzky, 1990). Karena dalam bermain guru mendukung anak belajar dan mengembangkannya (Wood, 1996).

Tujuan membaca dikelas rendah, kelas 1 dan 2 yaitu:
ž  Pengenalan huruf.
ž  Mampu membaca beberapa kata.
ž  Mampu membaca kalimat.
Teknik Pengajaran Membaca Permulaan
ž  Teknik permainan bahasa
-          Permainan kata
-          Memilih kata
-          Melengkapi kalimat
ž  Membaca Teknik adalah membaca yang mengutamakan teknik-teknik membaca seperti ketetapatan ucapan-ucapan, intonasi dan ejaan. Membaca jenis ini selalu diajarkan di kelas-kelas rendah (kelas 1 dan 2). Membaca Teknik terdiri dari :lihat dan baca, baca dan terka
Membaca Tingkat lanjutan
Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan.Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn).
Pada membaca lanjutan menekankan pada pemahaman isi bacaan
Tujuan membaca dikelas tinggi, yaitu kelas 3,4,5 dan 6, dst., yaitu sebagai berikut :
q  Siswa mampu membaca bacaan dengan lancar dan dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
q  Siswa mampu membaca bcaan dengan lancar dan memahami isinya
q  Siswa dapat mencari kata-kata yang sukar dengan menggunakan kamus atau sumber-suber lain.
q  Siswa mampu memahami cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan kesan.
q  Siswa mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya  dengan kata-kata sendiri.
q  Siswa mampu membaca teks bacaan  secara cepat dan dapat mencatat gagasan-gagasan utama.
q  Siswa mapu menyerap isi cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan tanggapan.
q  Siswa mampu membaca teks bacaan serta dapat mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai isinya.
q  Siswa mampu membaca sekilas suatu teks bacaan dan menemukan garis besar isinya.
Teknik Membaca Lanjutan
ž  Membaca Pemahaman adalah membaca yang mengutamakan pemahaman terhadap isi untuk membaca jenis ini selalu diajarkan dikelas tinggi yaitu kelas 3,4,5 dan 6. Membaca pemahaman terdiri dari : Mencari kalimat topik, menceritakan kembali, parafrase, melanjutkan cerita dan mempraktekkan petunjuk.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam membaca lanjutan
ž  Pendekatan  Komunikatif , yaitu membaca bacaan dan menyatakn pendapat/ perasaannya.
ž  Pendekatan Integratif  yaitu membaca dialog antara dua orang atau lebih secara perorangan, berpasangan atau kelompok.
ž   Pendekatan keterampilan proses yaitu membaca teks bacaan, menemukan gagasan utama dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
ž  Pendekatan tematis, yaitu membaca novel anak-anak dan membicarakan isinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar