PERTEMUAN 6
MEMBACA PERMULAAN DAN LANJUTAN
ISAH SUSILAWATI
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mathlaul Anwar Banten
2012
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mathlaul Anwar Banten
2012
Media Pembelajaran
Membaca
Media massa/ Surat kabar
Buku fiksi dan non fiksi, dsb.
Membaca Tingkat
Permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan proses
belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi
bacaan dengan baik.
Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai
dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran
membaca dan menulis di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis
permulaan, sedangkan dikelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis
lanjut.
Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding
dan decoding (Anderson, 1972: 209).Membaca merupakan suatu proses
yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan
mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca mengenali dan
membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca
mengasosiasikan gambargambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan
bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya
menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata,
dan kalimat yang bermakna.
Menurut La Barge dan Samuels (dalam Downing and Leong, 1982: 206) proses
membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu (a) visual memory (vm), (b)
phonological memory (pm), dan (c) semantic memory (sm). Lambang lambang fonem
tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan
tersebut terjadi pada ketiganya. Pada tingkat VM, huruf, kata dan kalimat
terlihat sebagai lambang grafis, sedangkan pada tingkat PM terjadi proses
pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk kata, dan kalimat. Proses pada tingkat ini bersumber dari VM dan
PM. Akhirnya pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I &
2 sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap:
Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat
peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu
kalimat.
Membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan
pelajaran.
Tujuan membaca
permulaan
Tujuannya adalah agar
siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang
wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31).
Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca
untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan
ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read).
Agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud,
1994/1995:4).
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan
dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I.
Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan
ketrampilan membaca siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru
sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses
pembelajaran.
Guru
perlu menyediakan bahan yang menarik
yang dapat menyajikan tantangan bagi siswa untuk giat secara aktif dan kreatif
“mengotak-atik” apa yang dihadapinya. Bahan tersebut haruslah sesuai dengan
perkembangan emosi dan sosial anak. Anak
di kelas permulaan (usia 6 - 8 tahun) berada pada fase bermain. Dengan
bermain anak akan senang belajar, semakin senang anak semakin banyak yang
diperolehnya. Permainan memiliki peranan penting dalam perkembangan kognitif
dan sosial anak (Dworetzky, 1990). Karena dalam bermain guru mendukung anak
belajar dan mengembangkannya (Wood, 1996).
Tujuan membaca
dikelas rendah, kelas 1 dan 2 yaitu:
Pengenalan huruf.
Mampu membaca beberapa kata.
Mampu membaca kalimat.
Teknik Pengajaran
Membaca Permulaan
Teknik permainan bahasa
-
Permainan
kata
-
Memilih
kata
-
Melengkapi
kalimat
Membaca Teknik adalah membaca yang
mengutamakan teknik-teknik membaca seperti ketetapatan ucapan-ucapan, intonasi
dan ejaan. Membaca jenis ini selalu diajarkan di kelas-kelas rendah (kelas 1
dan 2). Membaca Teknik terdiri dari :lihat dan baca, baca dan terka
Membaca Tingkat lanjutan
Membaca lanjut merupakan tingkatan proses
penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam
tulisan.Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to
learn).
Pada membaca lanjutan menekankan pada pemahaman
isi bacaan
Tujuan membaca
dikelas tinggi, yaitu kelas 3,4,5 dan 6, dst., yaitu sebagai berikut :
q Siswa mampu membaca bacaan dengan lancar
dan dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
q Siswa mampu membaca bcaan dengan lancar dan
memahami isinya
q Siswa dapat mencari kata-kata yang sukar
dengan menggunakan kamus atau sumber-suber lain.
q Siswa mampu memahami cerita, puisi dan
drama serta dapat memberikan kesan.
q Siswa mampu membaca teks bacaan dan
menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
q Siswa mampu membaca teks bacaan
secara cepat dan dapat mencatat gagasan-gagasan utama.
q Siswa mapu menyerap isi cerita, puisi dan
drama serta dapat memberikan tanggapan.
q Siswa mampu membaca teks bacaan serta dapat
mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai isinya.
q Siswa mampu membaca sekilas suatu teks
bacaan dan menemukan garis besar isinya.
Teknik Membaca
Lanjutan
Membaca Pemahaman adalah membaca
yang mengutamakan pemahaman terhadap isi untuk membaca jenis ini selalu
diajarkan dikelas tinggi yaitu kelas 3,4,5 dan 6. Membaca pemahaman terdiri
dari : Mencari kalimat topik, menceritakan kembali, parafrase, melanjutkan
cerita dan mempraktekkan petunjuk.
Pendekatan
pembelajaran yang digunakan dalam membaca lanjutan
Pendekatan Komunikatif , yaitu
membaca bacaan dan menyatakn pendapat/ perasaannya.
Pendekatan Integratif yaitu
membaca dialog antara dua orang atau lebih secara perorangan, berpasangan atau
kelompok.
Pendekatan keterampilan proses
yaitu membaca teks bacaan, menemukan gagasan utama dan menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Pendekatan tematis, yaitu membaca
novel anak-anak dan membicarakan isinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar